Kuliah Agribisnis

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Apel tergolong buah yang banyak digemari. Kian hari perdagangan buah ini semakin semarak. Mulai dari pasar swayalan sampai kaki lima menjual buah ini. Jejeran apel buah apel yang ranum segar merupakan pemandangan sehari-hari yang sering dijumpai.
Peningkatan produktivitas dan kualitas buah apel selalu dilakukan demi kepuasan dan permintaan konsumen. Salah satu cara peningkatan produktivitas dan kualitas apel dengan perawatan yang intensif. Perawatan apel dapat melalui penyulaman, pemupukan, penyiraman, pengendalian gulma, hama dan penyakit. Keberadaan gulma dapat mengganggu pertumbuhan apel sehingga perlu penyiangan. Pengenalan gulma pada apel perlu dilakukan untuk mengetui berbagai macam gulma yang biasanya tumbuh di sekitar tanaman apel sehingga dapat mengetahui cara pengendaliannya secara tepat.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a) Apa saja gulma yang biasanya tumbuh pada tanaman apel?
b) Bagaimana cara mengendalikan gulma tersebut agar tidak merugikan tanaman apel?
3. Tujuan
Makalah perlindungan tanaman mengenai gulma pada tanaman apel ini bertujuan untuk:
a) Mengetahui macam-macam gulma yang biasanya tumbuh pada tanaman apel.
b) Mengetahui cara pengendalian gulma tersebut secara tepat.

B. TINJAUN PUSTAKA
Apel merupakan tanaman buah yang berasal dari daerah subtropis, namun kini sudah menjelma menjadi buah yang penting dan dibudidayakan di banyak tempat di dunia. Di kebun-kebun apel ditanam dengan jarak tanam bervariasi, misalnya 3 x 3 m. Jarak tanam itu diatur untuk mempermudah perawatan dan pemanenan. Tanaman apel mungkin saja dapat ditumbuhi gulma jika tidak dirawat. Penanggulangan gulma dapat dilakukan secara mekanis, kimiawi, dan biologis (Untung, 1994).
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Sistem klasifikasi gulma dapat berdasarkan bentuk kehidupan dan klasififikasi botani. Dalam sistem klasifikasi gulma berdasarkan bentuk kehidupan dibagi menjadi lima kategori yaitu phanerophytes, chanauphytes, hemicryptophytes, cryptiphytes, dan therophytes. Sedangkan menurut klasifikasi botani yaitu rumput, teki, dan daun lebar (Sukman, 1991).

C. PEMBAHASAN
Gulma merupkan salah satu musuh pada tanaman apel. Kehadiran gulma disekitar tanama apel menimbulkan persaingan dalam memperbutkan unsur hara. Namun, perakaran gulma lebih lebar dan dalam sehingga lebih banyak menyerap unsur hara daripada apel. Kerugian lain akibat kehadiran gulam ialah meningkatkan kelembapan disekitar tanaman. Ini sangat berbahaya karena dapat mengundang kehadiran kurtisium yaitu salah satu penyakit apel yang sangat berbahaya.

Gambar 1. Kebun Apel
Menurut Onny (1994), jika tanah disekitar pohon sudah diberi mulsa maka gulma yang tumbuh tidak terlalu banyak. Namun gulma yang masih tetap tumbuh meskipun diberi mulsa kemungkinan besar yaitu:
1) Teki (Cyperus rotundus)
Teki memiliki batang berbentuk segitiga, kadang bulat dan tidak berongga, daun berasal dari nodia dan warna ungu tua. Gulma ini memiliki sistem rhizoma da umbi sangat luas. Sfat yang menonjol adalah cepatnya membentuk umbi baru yang bersifat dorman pada lingkungan tertentu. Spesies Cyperus rotundus adalah salag spesies teki yang sangat sulit dikendalikan.

Gambar 2. Rumput Teki
2) Alang-alang (Imperata cylindrica)
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan kebun apel. Rumput menahun dengan tunas panjang dan bersisik, merayap di bawah tanah. Ujung tunas yang muncul di tanah runcing tajam. Batang pendek, menjulang naik ke atas tanah dan berbunga. Helaian daun berbentuk garis (pita panjang) lanset berujung runcing, dengan pangkal yang menyempit dan berbentuk talang, bertepi sangat kasar dan bergerigi tajam, berambut panjang di pangkalnya, dengan tulang daun yang lebar dan pucat di tengahnya.

Gambar 3. Alang-Alang
Kedua gulma tersebut perlu disiangi dengan cara mengambil umbi akar dan akar rimpangnya supaya tidak tumbuh lagi.
Penyiangan merupakan salah satu pengendalian gulma secara mekanik. Penyiangan harus dilakukan agar tidak ada unsur hara yang terserap gulma. Waktu yang paling tepat untuk penyiangan ialah sebelum gulma besar dan mengganggu pertumbuhan tanamanm jika penyiangan dilakukan setelah gulma berbunga akan merepotkan sebab sulit mencegah perkembangbiakannya.
Kerugian lain bila gulma terlambat dicabut ialah resilo rusaknya perakaran tanaman apel. Namun, penyiangan yang terlalu sering juga dapat merusak taaman utama. Selain pengendalian mekanik, terdapat pengendalian secara kimiawi dan secara biologis.
Pengendalian secara kimiawi yaitu pengendalian gulma menggunakan bahan kimia seperti herbisida. Glyphosate dan alakhlor adalah salah satu dari sedikit herbisida yang dapat mengendalikan Cyperus rotundus. Pengendalian gulma secara kimiawi tidak dianjurkan karena memiliki dampak negatif, anata lain:
1) Pencemaran lingkungan oleh residu kimia.
2) Dapat membunuh musuh alami.
3) Kecelakaan bagi pengguna.
Pengendalian secara biologis yaitu pengendalian menggunakan musuh alami atau tanaman penutup lahan. Tanaman penutup lahan yang dapat digunakan anatara lain legum. Selain mengendalikan gulma, legum juga dapat menambat N dari udara.

D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a) Pada tanaman apel gulma yang biasanya tumbuh yaitu rumput teki dan alang-alang.
b) Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanik, kimiawi, dan biologis.
c) Pengendalian gulma secara mekanis dilakukan melalui penyiangan (dicabut), secara kimiawi menggunakan herbisida, sedangkan secara kimiawi menggunakan legum sebagai tanaman penutup lahan di kebun apel.
2. Saran
a) Gulma hendaknya segera dicabut atau dikendalikan sebelum pertumbuhannya tidak terkendali.
b) Pengendalian secara kimia hendaknya diminimalisasi supaya tidak merusak ekosistem disekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Alang-Alang. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 25 Mei 2012.

Sukman, Yernelis. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers: Jakarta.

Untung, Onny. 1994. Jenis dan Budidaya Apel. PT Penebar Swadaya: Jakarta.